♛☆ "DATANGLAH, YA RAJA DAMAI" (Bd. Yesaya 9:5) ☆♛
Shalom…
saudara-saudariku yang terkasih didalam Yesus Kristus, kita bersyukur
kepada Tuhan karena atas kasih karunia-Nya kita diperkennakan kembali
berpesta iman (celebration of faith) di hari Natal yang kudus tahun ini.
Tema ini adalah nubuatan nabi Yesaya tentang Yesus yang akan datang
sebagai pribadi yang berkuasa mendamaikan manusia (pemberontak) dengan
Allah yang Maha kudus. Nubuatan ini disampaikan pada abad 8, ditengah
kidup dalam ketaatanumatnya yang palsu, dimana seluruh lapisan
masyarakat dari level tertinggi sampai terendah sama sekali tidak takut
akan Tuhan. Hidup umat-Nya sangat mengecewakan Tuhan, Yesaya
menggambarkan kehidupan bangsa ini seperti anggur yang asam (5:2,4).
Bahkan Yesaya sendiri mengaku bahwa dia hidup di tengah-tengah bangsa
yang nazis bibir (6:5).
Yesaya hidup sezaman dengan Hosea dan
Mikha, mereka bernubuat Selama ekspansi (perluasan) kerajaan Asyur,yang
diijinkan TUhan menjadi alat “pendidikikan” bagi bangsa pilihan-Nya oleh
karena ketidaktaatan, kemerosotan rohani dan kebobrokan moral bangsa
ini. Ketaatan palsu membuat kehidupan penuh dengan kepalsuan, di
lembaga-lembaga pengadilan tidak di temukan keadilan (keadilan
diperjualbelikan), Bait Tuhan tempat perlindungan anak yatim-piatu,
janda dan orang-orang yang terlantar, justru mereka dimanipulasi
(dimanfaatkan) untuk mencari keuntungan (bdk. 3:14-15).
Dosa
membuat hidup jadi kacau, sengsara dan merana bahkan sampai menibulkan
keputusasaan. Damai yang diharapkan menjadi hal yang mustahil. Menjalani
kehidupan seperti di tengah malam yang “gelap-gulita” atau kegelapan
yang mengerikan (9:1a). Tidak ada yang dapat di percaya, diandalkan
merubah situasi ini, baik dari pemerintahan maupun dari lembaga-lembaga
keagamaan tidak ada yang memberikan angin segar, membawa bangsa ini
keluar dari penderitaan yang hebat dan mencekam ini. Dalam situasi
seperti ini sangat dirindukan satu pribadi super hero yang dapat
mengubah keadaan, bandingkan dengan Film India ketika terjadi ketidak
adilan, tuan takur merajalela…. Akan tampil seorang pemuda penyelamat
(istilah yang kami pakai “anakmudanya”, tapi maslahnya adalah siapa
ankmudanya itu… siapa super hero itu….
Pada saat harapan
hampir punah, Yesaya tampil membawa kabar sukacita (cahaya yang besar)
yang mengubah kegelapan manjadi terang yang besar. Kabar yang akan
mengubah kengerian/ketakutan menjadi sukacita besar (seperti sukacita di
waktu panen= menggambarkan sukacita yang tak terkira/terhingga), karena
akan datang seorang Raja Damai.
Siapakah Raja Damai itu ?
Yesaya menyebutkan Raja Damai itu adalah “Imanuel” (Yesaya 7:14), yang
di genapi di dalam kelahiran Yesus Kristus, Allah yang menyertai
kehidupan manusia (Matius 1:23). Yesaya mencatat empat julukan yang
menandai tugas-tugas-Nya sebagai Mesias, yaitu :
1. Penasihat Yang Ajaib
Mesias akan menjadi keajaiban adikodrati. Ia akan menunjukkan
sifat-sifat-Nya melalui semua perbuatan dan mijizat-Nya. Penasihat
menurut pengertian kami seperti motivator, yang dapat membangkitkan dan
mendorong serta menuntun seseorang untuk mencapai kesuksesan hidup..
tapi tidak jarang seorang motivator hanya memberikan “wejangan, atau
tips-tips” hidup sukses tapi tidak melakukannya dalam hidupnya. Tetapi
keajaban Yesus sebagai penasihat Ajaib, justru Dia tidak mengatakan apa
yang tidak Dia lakukan, karena Dia sanggup melakukan apa saja. Itu
perbedaannya dengan motivator (para panasihat) kadang bukan karena tidak
mau melakukanya tapi justru karena tidak sanggup melakukannya. Sebagai
Penasihat Ajaib, Ia merupakan penjelmaan hikmat sempurna dan memiliki
kata-kata hidup yang kekal, selaku penasihat Dia menyiapkan rencana
keselamatan sempurna.
2. Allah Yang Perkasa
Di dalam
Mesias segala kepenuhan ke-Allahan akan berdiam secara jasmaniah.
Istilah Allah Perkasa, memberikan keyakinan kepada bangsa Israel suatu
kuasa yang tidak terbatas, karena sering kali ada pemahanan bagi mereka
“Allah mereka tidak sedahsyat allah-alah yang ada di sekitar Kanaan”
yang membuat mereka tergoda berpaling dari Tuhan mereka dan menyembah
tuhan-tuhan yang lain.
3. Bapa Yang Kekal
Hal ini
bukan saja menyatakan kekuasaan Tuhan sebagai pencipta langit dan bumi,
tetapi lebih menekankan soal “kasih” konsep “bapa” bagi orang Israel
yang menganut garis paterialisme adala pribadi yang bertangung jawab,
penuh kasih, pelindung dan pemelihara kehidupan. Sebutan Mesias sebagai
Bapa menunjukan bahwa Tuhan itu mudah di dekati, bahakan bukan saja
Tuhan yang bisa diedakati tetapi justru Dia sendiri yang terus
berinisiatif untuk mendekati umatnya, inilah yang di sebut dengan
Imanuel (Tuhan beserta kita, Tuhan yang ada dan hadir di tengah kita).
Hal ini juga memberikan paradigma yang baru kepada umat Israe, tentang
hubungan mereka dengan Tuhan yang mereka sembah, ayitu seorang pribadi
yang jauh (transendens), terlalu agung, kudus dan mulia untuk didekati
(bdk. 6:5 )
4. Raja Damai
Pemerintahan-Nya akan
membawa damai dengan Allah bagi umat manusia melalui pembebasan dari
dosa dan kematian. Raja Damai itu sejajar dengan kata “Sumber
damai/pusat damai, pemilik damai, penguasa damai” terminology katanya
mungkin bisa kita ibaratkan dengan “raja hutan=penguasa hutan). Artinya
setiap pribadi yang mau mendapatkan damai datang dan hiduplah dengan
raja damai. Biarkan Raja damai itu tinggal dan berkarya dalam hidup kita
sehingga damai itu menjadi milik kita. Jangan cari damai di luar Dia,
kita tidak akan menemukannya karena Dialah raja damai (pemilik damai )
itu. Raja Damai berarti juga raja syalom yang artinya raja kemakmuran,
ketentraman dan kesejahteraan. Damai yang di terjemahkan dari kata
Syalom berarti sejahtera lahir dan bathin
Ke-4 nama yang
dimiliki oleh Mesias ini adalah sumber sukacita kita dalam perayaan
Natal tahun ini. Melalui kedatangannya yang penuh kuasa, memberikan
sukacita dan damai karena Dia memberikan “pembebasan” dari sakit
penyakit melalui kuasa penyembuhannya, memberi makan bagi yang lapar,
memberi air bagi yang haus, bahkan meberikan kehidupan melalui kuasa
kebangkitan-Nya. Inilah yang disebut dengan kabar baik, kabar sukacita
yang akan melepaskan manusia dari belenggu ketakutan, melindungi manusia
dari bayang-bayang kematian,n yang merenggut/merampas rasa damai dalam
kehidupan manusia. Dia yang akan melenyapkan dan menghancurkan kuasa
setan permpok kedamaian itu.
Saudara yang terkasih dalam Yesus
sejenak kalau kita renungkan kehidupan kita di zaman ini, mungkin kita
juga mendambakan “Damai” dalam kehidupan kita, tapi sering kali Damai
itu seperti jinak-jinak merpati, seakan-akan dekat tetapi tidak bisa di
tangkap. Jangankan kehidupan kita sebagai kaum “awam” (rakyat biasa).
Para pemimpin negeri ini , juga sering mengeluh sangat menyedihkan dalam
masmedia-masmedia, muncul istilah pemimpin cengeng, pemimpin yng suka
curhat. Tapi yang mau kami katakan adalah pemimpin negeri ini yang nb:
intelektual dilengkapi oleh pasilitas yang tidak terbatas saja masih
mengeluh, apa lagi rakyat biasa yang minim pengetahuan dan hampir tidak
punya fasilitas kehidupan, yah tidak bisa di bayangkan lagi. Ini sebuah
gambaran bahwa “sungguh tidak ada lagi damai” dalam hidup ini. Sungguh
negeri ini membutuhkan seorang raja damai “seorang Super Hero, yang
dapat meneyelamatkan memberikan kedamain kepada kita yaitu Yesus Kristus
sang Mesias
Tema natal kita tahun ini, menurut kami adalah
sebuah “doa” atas kerinduan hadirnya raja damai, di tengah damai itu
hampir musnah. Walaupun sebenarnya tidak pun kita undang Dia sudah
hadir, Dia berdiri di pintu gerbang hati kita, mengetuk pintu hati kita.
Marilah kita buka agar Raja Damai itu masuk dan memerintah di hati
kita.
Melalui natal tahun ini, kehadiran Raja Damai,
menjadikan kita titsan-titisan raja damai. Kita adalah anak-anak Raja
damai, yang bertanggung jawab membawa damai di tengah keluarga dan
gereja, dan yang lebih penting lagi di tengah lingkungan kita sebagai
wujud (buah) “Peningkatan Solidaritas Eksternal” yang telah kita gumuli
sepanjang tahun ini dan menyongsong dan menyukseskan Tahun Peningkatan
Kwantitas Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas di tahun 2014. Karena
gereja yang diharapkan oleh Tuhan adalah seperti “buah anggur” yang
berkualitas, meliputi 3 B, yaitu Banyak, Besar dan Baik. Karena
logikanya hasil perkebunan itu dapat mengangkat kehidupan pemiliknya,
jika ke-3 B itu terpenuhi. Besar, Baik tapi kalau Cuma 2 mau di bawa
kemana. Banyak, Baik, tapi kalau kecil tidak punya nilai jual. Banyak,
Besar tapi kalau busuk penuh ulat, siapa yang mau makan ? Melalui
Perayaan Natal tahun ini mari kita perjuangkan perdamaian-perdamain
dalam hidup, sehingga gereja kita menjadi akan 3B (Banyak, Besar, Baik).
Firman Tuhan : Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah (Mat.5:9)
Jadilah duta-duta perdamaian, biarlah damai itu bergulung-gulung
seperti ombak di laut, seperti air mengalir tidak pernah kering. Selamat
Natal !
[ Pdt.Saul Ginting ]
No comments:
Post a Comment