Total Pageviews

Translate

Wednesday, December 11, 2013

♛☆ "DATANGLAH, YA RAJA DAMAI" (Bd. Yesaya 9:5) ☆♛

Shalom… saudara-saudariku yang terkasih didalam Yesus Kristus, kita bersyukur kepada Tuhan karena atas kasih karunia-Nya kita diperkennakan kembali berpesta iman (celebration of faith) di hari Natal yang kudus tahun ini.

Tema ini adalah nubuatan nabi Yesaya tentang Yesus yang akan datang sebagai pribadi yang berkuasa mendamaikan manusia (pemberontak) dengan Allah yang Maha kudus. Nubuatan ini disampaikan pada abad 8, ditengah kidup dalam ketaatanumatnya yang palsu, dimana seluruh lapisan masyarakat dari level tertinggi sampai terendah sama sekali tidak takut akan Tuhan. Hidup umat-Nya sangat mengecewakan Tuhan, Yesaya menggambarkan kehidupan bangsa ini seperti anggur yang asam (5:2,4). Bahkan Yesaya sendiri mengaku bahwa dia hidup di tengah-tengah bangsa yang nazis bibir (6:5).

Yesaya hidup sezaman dengan Hosea dan Mikha, mereka bernubuat Selama ekspansi (perluasan) kerajaan Asyur,yang diijinkan TUhan menjadi alat “pendidikikan” bagi bangsa pilihan-Nya oleh karena ketidaktaatan, kemerosotan rohani dan kebobrokan moral bangsa ini. Ketaatan palsu membuat kehidupan penuh dengan kepalsuan, di lembaga-lembaga pengadilan tidak di temukan keadilan (keadilan diperjualbelikan), Bait Tuhan tempat perlindungan anak yatim-piatu, janda dan orang-orang yang terlantar, justru mereka dimanipulasi (dimanfaatkan) untuk mencari keuntungan (bdk. 3:14-15).

Dosa membuat hidup jadi kacau, sengsara dan merana bahkan sampai menibulkan keputusasaan. Damai yang diharapkan menjadi hal yang mustahil. Menjalani kehidupan seperti di tengah malam yang “gelap-gulita” atau kegelapan yang mengerikan (9:1a). Tidak ada yang dapat di percaya, diandalkan merubah situasi ini, baik dari pemerintahan maupun dari lembaga-lembaga keagamaan tidak ada yang memberikan angin segar, membawa bangsa ini keluar dari penderitaan yang hebat dan mencekam ini. Dalam situasi seperti ini sangat dirindukan satu pribadi super hero yang dapat mengubah keadaan, bandingkan dengan Film India ketika terjadi ketidak adilan, tuan takur merajalela…. Akan tampil seorang pemuda penyelamat (istilah yang kami pakai “anakmudanya”, tapi maslahnya adalah siapa ankmudanya itu… siapa super hero itu….

Pada saat harapan hampir punah, Yesaya tampil membawa kabar sukacita (cahaya yang besar) yang mengubah kegelapan manjadi terang yang besar. Kabar yang akan mengubah kengerian/ketakutan menjadi sukacita besar (seperti sukacita di waktu panen= menggambarkan sukacita yang tak terkira/terhingga), karena akan datang seorang Raja Damai.

Siapakah Raja Damai itu ? Yesaya menyebutkan Raja Damai itu adalah “Imanuel” (Yesaya 7:14), yang di genapi di dalam kelahiran Yesus Kristus, Allah yang menyertai kehidupan manusia (Matius 1:23). Yesaya mencatat empat julukan yang menandai tugas-tugas-Nya sebagai Mesias, yaitu :

1. Penasihat Yang Ajaib

Mesias akan menjadi keajaiban adikodrati. Ia akan menunjukkan sifat-sifat-Nya melalui semua perbuatan dan mijizat-Nya. Penasihat menurut pengertian kami seperti motivator, yang dapat membangkitkan dan mendorong serta menuntun seseorang untuk mencapai kesuksesan hidup.. tapi tidak jarang seorang motivator hanya memberikan “wejangan, atau tips-tips” hidup sukses tapi tidak melakukannya dalam hidupnya. Tetapi keajaban Yesus sebagai penasihat Ajaib, justru Dia tidak mengatakan apa yang tidak Dia lakukan, karena Dia sanggup melakukan apa saja. Itu perbedaannya dengan motivator (para panasihat) kadang bukan karena tidak mau melakukanya tapi justru karena tidak sanggup melakukannya. Sebagai Penasihat Ajaib, Ia merupakan penjelmaan hikmat sempurna dan memiliki kata-kata hidup yang kekal, selaku penasihat Dia menyiapkan rencana keselamatan sempurna.

2. Allah Yang Perkasa

Di dalam Mesias segala kepenuhan ke-Allahan akan berdiam secara jasmaniah. Istilah Allah Perkasa, memberikan keyakinan kepada bangsa Israel suatu kuasa yang tidak terbatas, karena sering kali ada pemahanan bagi mereka “Allah mereka tidak sedahsyat allah-alah yang ada di sekitar Kanaan” yang membuat mereka tergoda berpaling dari Tuhan mereka dan menyembah tuhan-tuhan yang lain.

3. Bapa Yang Kekal

Hal ini bukan saja menyatakan kekuasaan Tuhan sebagai pencipta langit dan bumi, tetapi lebih menekankan soal “kasih” konsep “bapa” bagi orang Israel yang menganut garis paterialisme adala pribadi yang bertangung jawab, penuh kasih, pelindung dan pemelihara kehidupan. Sebutan Mesias sebagai Bapa menunjukan bahwa Tuhan itu mudah di dekati, bahakan bukan saja Tuhan yang bisa diedakati tetapi justru Dia sendiri yang terus berinisiatif untuk mendekati umatnya, inilah yang di sebut dengan Imanuel (Tuhan beserta kita, Tuhan yang ada dan hadir di tengah kita). Hal ini juga memberikan paradigma yang baru kepada umat Israe, tentang hubungan mereka dengan Tuhan yang mereka sembah, ayitu seorang pribadi yang jauh (transendens), terlalu agung, kudus dan mulia untuk didekati (bdk. 6:5 )

4. Raja Damai

Pemerintahan-Nya akan membawa damai dengan Allah bagi umat manusia melalui pembebasan dari dosa dan kematian. Raja Damai itu sejajar dengan kata “Sumber damai/pusat damai, pemilik damai, penguasa damai” terminology katanya mungkin bisa kita ibaratkan dengan “raja hutan=penguasa hutan). Artinya setiap pribadi yang mau mendapatkan damai datang dan hiduplah dengan raja damai. Biarkan Raja damai itu tinggal dan berkarya dalam hidup kita sehingga damai itu menjadi milik kita. Jangan cari damai di luar Dia, kita tidak akan menemukannya karena Dialah raja damai (pemilik damai ) itu. Raja Damai berarti juga raja syalom yang artinya raja kemakmuran, ketentraman dan kesejahteraan. Damai yang di terjemahkan dari kata Syalom berarti sejahtera lahir dan bathin

Ke-4 nama yang dimiliki oleh Mesias ini adalah sumber sukacita kita dalam perayaan Natal tahun ini. Melalui kedatangannya yang penuh kuasa, memberikan sukacita dan damai karena Dia memberikan “pembebasan” dari sakit penyakit melalui kuasa penyembuhannya, memberi makan bagi yang lapar, memberi air bagi yang haus, bahkan meberikan kehidupan melalui kuasa kebangkitan-Nya. Inilah yang disebut dengan kabar baik, kabar sukacita yang akan melepaskan manusia dari belenggu ketakutan, melindungi manusia dari bayang-bayang kematian,n yang merenggut/merampas rasa damai dalam kehidupan manusia. Dia yang akan melenyapkan dan menghancurkan kuasa setan permpok kedamaian itu.

Saudara yang terkasih dalam Yesus sejenak kalau kita renungkan kehidupan kita di zaman ini, mungkin kita juga mendambakan “Damai” dalam kehidupan kita, tapi sering kali Damai itu seperti jinak-jinak merpati, seakan-akan dekat tetapi tidak bisa di tangkap. Jangankan kehidupan kita sebagai kaum “awam” (rakyat biasa). Para pemimpin negeri ini , juga sering mengeluh sangat menyedihkan dalam masmedia-masmedia, muncul istilah pemimpin cengeng, pemimpin yng suka curhat. Tapi yang mau kami katakan adalah pemimpin negeri ini yang nb: intelektual dilengkapi oleh pasilitas yang tidak terbatas saja masih mengeluh, apa lagi rakyat biasa yang minim pengetahuan dan hampir tidak punya fasilitas kehidupan, yah tidak bisa di bayangkan lagi. Ini sebuah gambaran bahwa “sungguh tidak ada lagi damai” dalam hidup ini. Sungguh negeri ini membutuhkan seorang raja damai “seorang Super Hero, yang dapat meneyelamatkan memberikan kedamain kepada kita yaitu Yesus Kristus sang Mesias

Tema natal kita tahun ini, menurut kami adalah sebuah “doa” atas kerinduan hadirnya raja damai, di tengah damai itu hampir musnah. Walaupun sebenarnya tidak pun kita undang Dia sudah hadir, Dia berdiri di pintu gerbang hati kita, mengetuk pintu hati kita. Marilah kita buka agar Raja Damai itu masuk dan memerintah di hati kita.

Melalui natal tahun ini, kehadiran Raja Damai, menjadikan kita titsan-titisan raja damai. Kita adalah anak-anak Raja damai, yang bertanggung jawab membawa damai di tengah keluarga dan gereja, dan yang lebih penting lagi di tengah lingkungan kita sebagai wujud (buah) “Peningkatan Solidaritas Eksternal” yang telah kita gumuli sepanjang tahun ini dan menyongsong dan menyukseskan Tahun Peningkatan Kwantitas Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas di tahun 2014. Karena gereja yang diharapkan oleh Tuhan adalah seperti “buah anggur” yang berkualitas, meliputi 3 B, yaitu Banyak, Besar dan Baik. Karena logikanya hasil perkebunan itu dapat mengangkat kehidupan pemiliknya, jika ke-3 B itu terpenuhi. Besar, Baik tapi kalau Cuma 2 mau di bawa kemana. Banyak, Baik, tapi kalau kecil tidak punya nilai jual. Banyak, Besar tapi kalau busuk penuh ulat, siapa yang mau makan ? Melalui Perayaan Natal tahun ini mari kita perjuangkan perdamaian-perdamain dalam hidup, sehingga gereja kita menjadi akan 3B (Banyak, Besar, Baik).

Firman Tuhan : Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah (Mat.5:9)

Jadilah duta-duta perdamaian, biarlah damai itu bergulung-gulung seperti ombak di laut, seperti air mengalir tidak pernah kering. Selamat Natal !
[ Pdt.Saul Ginting ]
 

Tuesday, December 10, 2013

✪ TERLALU GEMBIRA UNTUK MERENUNG ✪

"Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya." (Lukas 2:17-19)

Natal adalah kesempatan untuk pesta, itulah yang terjadi sekarang. Rasanya Natal jadi kurang greget kalau tidak disertai dengan gemerlap lampu, pelbagai dekorasi Natal, berlimpahnya makanan, dan indahnya pakaian.

Natal juga kesempatan untuk memeragakan seluruh keterampilan warga gereja. Pelbagai pertunjukkan bertemakan Natal dipersiapkan sampai berbulan-bulan. Akhirnya, terselenggaralah ibadah dan perayaan Natal yang sangat meriah, panjang, penuh atraksi, dan tentunya ... meletihkan.

Dengan semua itu, Natal diharapkan menjadi kesempatan bagi orang Kristen untuk mengekspresikan segenap sukacita dan kegembiraan mereka atas kelahiran Sang Juru Selamat!

Saya belum menikah, apalagi punya anak. Jadi, saya belum bisa menghayati sepenuhnya kegembiraan menantikan dan menyaksikan kelahiran seorang anak. Namun, saya yakin bahwa ketika Tuhan Yesus lahir, Bunda Maria pasti sangat gembira. Begitu juga Yusuf.

Surga pun bergembira. Para malaikat memuji Allah (Lukas 2:13).

Para gembala, yang termasuk masyarakat kelas bawah dalam tatanan sosial Yahudi, tentu turut bergembira ketika menerima kabar baik untuk mereka: "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud" (ay. 11). Karena itu, tanpa menunda-nunda, mereka segera ke kota Daud untuk mencari Sang Bayi yang "dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan".

Saya bayangkan, sesampai di kota kecil Betlehem, para gembala itu menyapa orang-orang yang mereka temui di sana. Mereka bertanya, "Di mana kami bisa menjumpai seorang bayi yang baru lahir dan dibaringkan di palungan?" Tentunya semangat mereka menimbulkan minat dalam hati beberapa penduduk Betlehem untuk ikut mencari Sang Bayi misterius.

Akhirnya, rombongan itu menemukan apa yang mereka cari. Mereka "menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan" (ay. 16). Pasti mereka begitu gembira. Lalu dengan penuh semangat, "mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu" (ay. 17). Bayangkan "serunya" mereka bercerita tentang perjumpaan mereka dengan malaikat pembawa kabar baik di padang Efrata! Juga tentang kabar baik itu sendiri!

Di sisi lain, saya melihat ekspresi yang lain dari para penduduk Betlehem yang mengikuti para gembala. Kitab Suci mencatat, "Dan semua orang yang mendengarkannya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka" (ay. 18). Ekspresi mereka adalah heran. Penginjil Lukas tidak menjelaskan lebih lanjut apa yang mereka perbuat. Cuma heran. Titik.

Mari kita kembali kepada ekspresi para gembala. Setelah menjumpai bayi Yesus dan bercerita tentang apa yang mereka alami dan dengar, kembalilah mereka kepada aktivitas mereka dengan sukacita, sambil memuji dan memuliakan Allah (ay. 20). Mengapa? "Karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka" (ay. 20). Setelah itu, tokoh-tokoh ini menghilang begitu saja.

Gambaran mengenai ekspresi kegembiraan para gembala hanyalah satu sisi dari gambaran kegembiraan Natal. Kegembiraan karena apa? Karena apa yang dapat didengar dan dilihat. Kalau mau ditambahkan ..., yang dapat diraba!

Apakah kegembiraan Natal hanya berhenti pada peristiwa Natal itu sendiri, tanpa kelanjutan?

Sekarang mari kita perhatikan ekspresi Maria. Seperti telah saya sampaikan tadi, Maria pasti bergembira atas kelahiran Putranya. Namun, mendengar apa yang dikatakan para gembala tentang Sang Bayi, ia menunjukkan ekspresi kegembiraan yang berbeda: "Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya" (ay. 19).

Malam itu, Maria harus melahirkan Putranya di tempat yang sangat tidak layak -- di kandang binatang. Ia harus membaringkan Putranya di "ranjang" yang sangat kotor -- palungan. Lalu, ia dan suaminya mendapat kunjungan dari orang-orang kalangan bawah, para gembala, yang mengatakan hal-hal yang luar biasa tentang Bayi mereka. Pastilah muncul banyak tanda tanya besar di hati Maria. Mungkin, sempat ia berkata dalam hati, "Kalau Bayi ini Sang Juru Selamat, mengapa Ia harus lahir seperti ini?" Sungguh, Maria tidak mampu mencerna makna dari semua kejadian itu. Ia hanya bisa menyimpannya dalam hati, lalu merenungkannya. Dalam hal ini, Maria menunjukkan kerendahan hati seorang hamba. Dia menurut saja pada kehendak Tuhannya.

Apa saja yang direnungkan sang bunda? Saya yakin ia mencoba merangkai potongan-potongan kejadian dalam perjalanan hidupnya, peristiwa demi peristiwa, mencoba memahami makna di balik semua itu, dan tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya oleh Tuhan.

Saat ini, kala memperingati Natal, apakah kita hanya akan heran seperti orang-orang yang mengikuti para gembala? Atau kita hanya akan berusaha bergembira karena segala yang dapat dilihat, didengar, dan diraba pada kesempatan Natal, seperti para gembala? Atau seperti Maria, kita juga akan menerima dan menyimpan segala anugerah-Nya dalam hati kita, dan terus-menerus merenungkannya di sepanjang hidup kita? Mencoba merangkai semua hal yang telah kita alami supaya kita lebih memahami maksud Allah bagi kita dan tanggung jawab yang dipercayakan-Nya kepada kita? Semoga !

Happy Christmas !
JESUS is born in your heart... ♡
 

** RENUNGAN **

Hari ini hujan turun dengan rintik-rintik. Angin berhembus semilir disertai kicauan burung pipit mewarnai indahnya ciptaan Tuhan.

Kubuka pintu dan keluar dari dalam mobil untuk merasakan setetes air anugerah dari Tuhan.

Berjalan dengan beberapa rekan melewati pematang sawah menuju sebuah gubuk kecil untuk melepas lelah.

Disinilah kami saling berbagi dalam suka maupun duka. Bercerita tentang pengalaman hidup dan pelajaran yang dipetik didalamnya.

Ada tanaman padi yang mengajarkan tentang kerendahan hati.

Ada kicauan burung pipit yang mengajarkan tentang sukacita.

Ada rintik hujan yang mengajarkan arti mengucap syukur.

Ada tanah subur yang mengajarkan tentang kejujuran, kesetiaan, serta ketaatan dalam mengolahnya.

Ada seorang petani yang mengajarkan tentang sebuah tanggung jawab.

Dan gubuk kecil ini mengajarkan tentang sebuah keteduhan, keteduhan yang tidak akan didapatkan dari manusia manapun, selain dari Tuhan Sang Penciptanya.

Semuanya terbingkai menjadi satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

Demikian Tuhan berkarya dalam setiap segi kehidupan kita. DIA akan memakai cara, sarana dan prasarana apa saja untuk kita tetap tekun melakukan Amanat Agung-NYA.

"Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal." (Ayub 42:2)

AMIN.

Monday, December 02, 2013

彡KUASA UCAPAN SYUKUR 彡

Ada kuasa di dalam ucapan SYUKUR:
• Ucapan syukur merupakan cara di mana anda menyerahkan sgalanya,
termasuk masalah-masalah yg anda alami kepada tangan TUHAN.

• Ucapan syukur merupakan cara di mana anda berserah sepenuhnya.

• Ucapan syukur merupakan cara di mana anda mengatakan kepada TUHAN bahwa anda mau dibentuk dan diproses dgn caraNYA.

• Ucapan syukur merupakan cara di mana anda membiarkan kasih TUHAN mengalir dalam hidup anda.

• Ucapan syukur merupakan cara di mana anda membiarkan kuasa TUHAN bekerja mengubahkan hidup anda.

• Ucapan syukur merupakan cara di mana anda menanggalkan segala keinginan anda dan menerima atas apa yang sedang terjadi, bahkan dalam keadaan yang paling buruk sekalipun.

Bagaimana kita mengucap syukur ?
• Ucapkanlah terima kasih kepada TUHAN atas apa yang masih anda miliki.

• Ucapkanlah terima kasih kepada TUHAN atas apa yg sedang terjadi.

• Ucapkanlah terima kasih kepada TUHAN atas kasihNYA yg masih tercurah bagi anda.

• Ucapkanlah terima kasih kepada TUHAN atas kesempatan yg masih TUHAN berikan bagi anda.

• Ucapkanlah terima kasih kepada TUHAN atas apa yg anda kerjakan.

Seberat apapun masalah yang anda hadapi dalam pekerjaan/bisnis,
Separah apapun masalah rumah tangga yang anda alami,
Seburuk apapun keadaan keuangan yang anda hadapi,
Hadapilah dengan sikap yang selalu mengucap syukur dalam segala keadaan.

Kuasa TUHAN akan bekerja dlm kehidupan kita, sehingga mujizat akan terjadi.
Pekerjaan anda akan dipulihkan,
Hubungan keluarga juga dipulihkan,
Bahkan keuangan yg serba minim juga akan dipulihkan.

Jangan bersungut-sungut atas apa yang anda alami, karena sungut-sungut tak akan menyelesaikan masalah. Ucapan syukur akan mendatangkan kuasa TUHAN dalam kehidupan anda.

"Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita." (Efesus 5:20)

"Apa yang Tidak Pernah Anda Pikirkan, Itu yang Akan TUHAN Berikan Bagi Anda, Kuncinya Ada Pada UCAPAN SYUKUR !!"

JESUS Loves and Bless Us Abundantly !

+♥♥-> P E R N I K A H A N <-♥♥+

Menikah ...
Bukan sekedar pesta yang riuh oleh kerabat, relasi penting ,bukan ajang pamer tamu kehormatan, panggung megah, dekorasi wah atau pesta yang meriah..

Menikah...
Bukan sekadar membentuk tim kerja untuk menghasilkan uang untuk membeli segala jenis harta yang melimpah..
Bukan sekedar sarana belajar memasak, menjahit bagi istri dan sarana belajar membetulkan peralatan listrik bagi
suami..

Menikah...
Bukan sekedar menyamakan hobi dan kegemaran sehingga sampai ada adagium humor: Kalau dua-duanya doyan musik, berarti ada gejala bisa langgeng..
Kalau sama-sama suka seafood berarti masa depan cerah...
(That simple ?!

Menikah bukan sekedar itu…

Menikah berbeda dengan perumpamaan sepasang sandal, yang hanya punya aspek kiri dan kanan..

Menikah adalah penyatuan dua manusia.. pria dan wanita.Dari anatomi saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya...

So,
Menikah adalah ...
Menyatukan dua isi kepala, dua ide, dua impian menjadi sesuatu yang besar - Bermakna - tak hanya untuk kita,pasangan dan keluarga namun juga untuk orang lain di sekitar.

Menikah adalah...
Memutuskan berlabuh di satu pantai, ketika ratusan kapal pesiar gemerlap memanggil-mangg­il...

Menikah adalah..
Cara meraih sempurnanya agama, hingga menikah dikatakan sempurna menjalani setengah dien..

Menikah adalah...
Keberanian untuk menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan. Memupuk toleransi tingkat tinggi dan memaklumi pasangan apa adanya.

Menikah membutuhkan kelapangan hati untuk melebur kata ‘aku’ dan ‘kamu’ menjadi ‘kita’..

Menikah adalah..
Proses pendewasaan seseorang untuk lebih berani mengambil sikap dan memutuskan bahkan untuk urusan terkecil sekalipun.
Kerjasama hebat untuk bergerak, bersinergi untuk mendapatka tiket surgaNya.

Menikah adalah..
Universitas kehidupan dimana cobaan materi, hati, iman adalah ujiannya.

Menikah adalah..
Belajar memaafkan dan belajar berkata “baiklah, itu salahku, akan kucoba memperbaikinya”­.
Belajar berkomunikasi dua arah, dimana kita tidak berbicara :
” Kamu harus mengerti keinginanku!’, namun harus berani bicara “aku memahami kamu, aku memahami apa yang kamu mau dan cita2kan, mari bersama membangunnya”

Menikah ..
Mengajari kita begitu banyak tentang hidup, tentang bagaimana mencintai Allah dengan sempurna melalui kecintaan kita pada pasangan...

Semoga setiap kita meraih pernikahan yg dpt menjadi berkat.

Apa yang dipersatukan Tuhan tidak dapat dipisahkan oleh apaapun kecuali maut. Amin.