Total Pageviews

Translate

Wednesday, July 01, 2015

😍😍😍 Pelajaran Berharga 😍😍😍😍

Saat mengetahuinya, aku sempat tidak percaya adalah orang di sampingku dapat melakukannya. Sejak berpacaran, dia sungguh baik dan sabar walaupun terkadang agak kekanakan. Terhadap keluargapun dia sangat berbakti dengan rela mengorbankan apapun untuk ibu tercinta. Terlahir sebagai anak dari seorang janda, lika liku kehidupan yang keras pun akhirnya harus dijalani akibat perbuatan sang ayah yang tidak bertanggung jawab. Mungkin itulah penyebab dari sikapnya yang agak kasar dan keras, lingkungan telah mengubahnya.
Hari-hari yang kami lalui penuh dengan suka duka kehidupan, susah senang kami lalui dan rasakan bersama karena dia hanyalah berasal dari keluarga yang sangat sederhana, semua beban hidup dan keluarga ditanggungnya, sedangkan aku adalah seorang perantau dari daerah seberang.
Dia memulai karirnya sebagai salesman di suatu perusahaan besar, pada saat usia penjajakan kami sudah mencapai 2 tahun, kami memutuskan untuk menikah dan dalam kurun waktu 2 tahun pula ia telah menunjukkan prestasi yang baik di perusahaan dimana tempat ia bekerja sehingga sekarang telah menjadi seorang manager.
Dia sangat menyukai anak kecil, makanya pada saat pertama kali dia mengetahui bahwa aku hamil, betapa gembiranya ia, dapat terlihat dari tindakannya yang langsung pada saat itu juga pagi-pagi sekali menghubungi pihak keluarga kami, satu-satu dia telpon hanya untuk mengabarkan kehamilanku.
Dia sangat menghargai waktu libur bersamaku terutama Sabtu dan Minggu, sedari pacaran pun dia tidak mau ada yang mengganggu hari yang baru bisa didapatinya dengan harus melewati 5 hari kerja.
Dia sangat tidak menyukai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan perselingkuhan karena dia harus dipaksa untuk melihat dan merasakan sendiri pahitnya kehidupan karenanya, makanya dia tidak pernah merestui apapun bentuknya bila berkaitan dengan kata tersebut.
Itulah sebabnya aku menempatkan dia sebagai seorang suami yang paling setia kepada istrinya, dan aku merasa beruntung sekali menjadi istrinya.
Bahkan kadang-kadang aku berujar dari dalam hati, suamiku adalah contoh bijak untuk suami-suami yang lain.
Tapi hari itu semua predikatnya yang selama ini aku kagumi sirna dalam sekejab. Aku tidak percaya hal tersebut dapat menimpa diriku yang sama sekali tidak perna terpikirkan olehku apalagi membayangkannya.
Ternyata dia berselingkuh dengan seorang wanita yang jauh lebih muda dariku, kira-kira 8 tahun. Pengakuannya sudah 2 minggu hubungan itu dibina. Apapun pembelaannya terhadap hubungan itu, dari tidak ada perasaan apa-apa sampai tidak melakukan apa-apa, aku sudah tidak bisa mencernanya lagi, pikiranku masih terpana pada perbuatannya terhadap penghianatan cinta kami.
Hari itu dia telah mengorbankan jadwal kami pada hari Sabtu untuk mengontrolkan kandunganku yang ternyata dinyatakan ada virus rubella. Dia pergi dengan wanita itu dari pagi hingga malam.
Rupanya Tuhan masih ingin menyelamatkan hubungan kami, besoknya wanita itupun menelepon dan diketahui olehku. Percekcokan terjadi sampai akhirnya aku mengucapkan kata-kata yang sangat aku jaga untuk tidak mengatakannya: PERCERAIAN.
Dahulu dia pernah berkata kepadaku bahwa kalau seseorang bisa berubah dalam waktu singkat, adalah hal yang mustahil, kemungkinan besar itu hanyalah berpura-pura kecuali ada sesuatu yang membuat seseorang itu shock.
Yang aku rasakan sekarang ini adalah mungkin karena penyebab kedua itu, SHOCK.
Dia shock dengan akibat dari perbuatannya yang membuat rumah tangga kami hancur. Sekarang dia telah berubah total, benar-benar total sampai akupun serasa tidak lagi mengenali orang yang selama 9 bulan tidur di sampingku. Perubahannya membuatku terheran-heran, takut kalau itu hanya sementara, aku ingin merasakannya untuk selamanya, belaiannya yang lembut, kata-katanya yang manis, panggilan sayangnya yang membuatku merasa tersanjung, aku takut kalau itu hanya sesaat, sikapnya jauh dari sebelumnya. Seperti permintaannya setelah itu, akupun berusaha untuk melupakan penghianatannya meskipun efeknya entah berapa lama baru dapat hilang dari diriku.
Aku menjadi minder, menjadi sangat pemalu, malu dan takut untuk bertemu orang yang kami kenal, murung dan sedih bila sudah tiba hari sabtu, trauma walaupun hanya dengan melihat pakaian yang ia kenakan pada hari itu. Tiba-tiba bisa menangis dan tiba-tiba bisa murung, suka bermimpi buruk dan menangis di tengah malam. Tapi aku masih tetap bersyukur, karena kejadian itu, hubungan kami menjadi lebih baik dari sebelumnya meski kadangkala aku merasa sedih bila ia lupa untuk bersikap lembut, aku bahkan menganggap sifat asli dari dirinya adalah kelembutan, jadi bila kelembutan itu terlupakan olehnya, aku berusaha untuk menghibur diri bahwa lembut adalah aslinya sedangkan kasar adalah bukan.
Aku mengatakan pada diriku sendiri, beri dia kesempatan untuk memperbaikinya, jangan memojokkannya, beri dia kepercayaan dan dorongan bahwa dia mampu untuk memperbaikinya. Sekarang aku selalu berusaha untuk mengintropeksi diri atas kejadian ini, dari buku-buku maupun dari artikel, aku menjadi rajin mencari. Mungkin kemesraan dan kasih sayang kami akan terasa lebih lengkap di hari valentine nanti, aku sudah tidak sabar ingin hari itu cepat-cepat tiba. suamiku mengatakan ada kejutan untukku, sementara aku juga telah menyiapkan kado istimewa untuknya.
Teman, kadangkala kita tidak pernah tahu siapakah dulunya seseorang di depan kita, apakah dia penjahat atau semacamnya, tapi yang terpenting adalah yang sekarang, di depan kita, seorang yang bersahabat dan patut mendapat seonggok pujian. Mencintai tidak selalu memiliki, tetapi bila telah memiliki, hendaknya kita baik-baik menjaga dan mencintainya dengan sepenuh jiwa. (Sumber: http://www.emotivasi.com/)

No comments: