Total Pageviews

Translate

Friday, May 27, 2016

Teruntuk Priaku πŸ˜ŽπŸ˜‡πŸ’žπŸ‘«πŸ’ƒπŸ‘ˆπŸ‘πŸ‘ΈπŸ’‚



Teruntuk Priaku, Libatkanlah Aku dalam Setiap Suka dan Dukamu



Mengeluh, tak pernah ada dalam kamus hidupmu. Apa lagi mengeluh di hadapan wanitamu ini, adalah hal yang paling anti kau lakukan.

Bahkan sehebat apapun kau berusaha menyembunyikan nestapa, aku akan tetap bisa menemukannya. ”Kau tahu? bersamamu membuatku merasa sakti! Bagaimana tidak, hanya aku yang bisa melihatmu lusuh dan kumal, sementara orang lain selalu berdecak kagum atas kesempurnaanmu”.

Jangan ajak aku untuk bermain drama. Tak perlu kau bersembunyi di balik senyum palsu untuk menyiratkan bahwa kau sedang baik-baik saja. Aku bukanlah anak kecil lagi yang bisa dengan mudah kau perdaya. Kita telah sama-sama dewasa, mari kita bicarakan hidup kita secara baik dan kepala dingin.

Aku tahu kini kau sedang memperjuangkan masa depan kita bersama. Bukan lagi tentang aku dan kamu, tapi kita. Aku pun tahu kau selalu berusaha mati-matian untuk membuat senyumku terkembang. Dengan sangat hati-hati kau sembunyikan semua kerja keras dan pengorbananmu.

Bukan sanjungan atau pengakuan yang kau inginkan, namun hanya sebuah pengharapan akan kepercayaanku, agar aku yakin bahwa priaku ini bukanlah tong kosong yang nyaring bunyinya.

Kau perlakukan aku layaknya sang puteri raja. Seolah kau hanya ingin aku ”terima jadi” tanpa harus bersusah payah menyiapkan masa depan kita.

Namun sadarkah, bahwa ternyata kau sedang melakukan kesalahan besar. Bukan begitu seharusnya kau memperlakukan diriku. Asal kau tahu saja wanitamu ini adalah sosok yang tangguh.

Jauh sebelum kau menemukanku, kerasnya dunia telah terlebih dahulu menempaku dan menyulapku menjadi sosok wonder woman. Jika kini kau jarang melihatku menangis mungkin saja karena air mataku telah kering. Ku gadaikan dengan pintaku kepada Tuhan atas kebahagiaan dan perjumpaan denganmu.

Tak ada yang bisa ku janjikan selain tekad untuk selalu dekat denganmu. Libatkanlah aku dalam setiap suka dan dukamu. Ajaklah aku untuk merangkai masa depan kita bersama. Aku bukanlah wanita yang tidak tahu diri, yang hanya akan duduk manis menunggumu di puncak kesuksesan.

Aku bersedia untuk menemanimu mendaki puncak kehidupan dari titik terendah hingga mencapai titik tertinggi.

Jadi, bolehkah aku tahu kabarmu setiap hari? Dan cobalah untuk memberiku jawaban yang tidak monoton. Berhentilah untuk selalu mengatakan ”aku baik-baik saja” jika kau memang sedang terjatuh maka jangan ragu untuk mengatakan bahwa kau membutuhkan uluran tanganku. Pun saat kau sedang bersuka cita ajaklah aku untuk turut bersyukur atas pencapaianmu.

Aku bisa mengerti jika sekarang kamu lebih sibuk dari biasanya. Namun aku masih belum bisa memahami mengapa seolah kau menjaga jarak denganku. Apa gerangan yang ada di otakmu itu? Apa kau mulai bosan dengan tingkahku yang menyebalkan? Apa aku menjadi terlalu cerewet? Atau kau mulai merasa jengah karena aku terlalu ingin tahu urusanmu?

Asal kau tahu aku hanya merindukanmu yang dulu pernah memberikan kata-kata manis diwaktu awal perkenalan. Entah mengapa semakin serius hubungan kita justru terasa semakin aneh. Semakin kau memperjuangkan masa depan kita mengapa aku merasa semakin terabaikan.

Sekarang ini kita sedang jauh, maka jangan sekali-kali kau coba untuk semakin membentangkan jarak dan waktu dengan sikap anehmu itu. Mohon jangan biarkan aku terus-menerus berjibaku dengan prasangkaku sendiri yang selalu menerka-nerka tentang apa inginmu.

Janganlah kau berubah karena keegoisanmu, keras kepalamu, rada manjamu yang tinggi, dengan menyimpan semua masalahmu sendiri. Dan jangalah kau hanya ingin dimengerti tanpa tau mengerti dengan orang lain.

Jadikanlah aku pendengar yang baik untukmu dan percayalah bahwa aku adalah wanitamu yang bisa diandalkan.


No comments: