Total Pageviews

Translate

Tuesday, March 26, 2013

★ MEMBERI DENGAN SUKACITA ★

- ( Sebuah Kesaksian Nyata ) -

"Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digonjang, dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan di ukurkan kepadamu." (Lukas 6:38)


Sahabat yang terkasih dalam Keluarga Kasih Kristus, seringkali kita memperhatikan apa yang terjadi dan berlaku di dunia berbanding terbalik dengan apa yang menjadi "ISI HATI TUHAN". Namun inilah KEDASYATAN daripada hukum yang berbanding terbalik tersebut. Bila kita melakukannya dengan taat, setia, murah hati dan penuh sukacita, maka hasilnya akan sangatlah LUAR BIASA dalam kehidupan setiap kita. Inilah "TRUE STORY" (Kisah Nyata) yang baru saja saya alami dan lihat sendiri beberapa hari yang lalu dan sangat menyentuh hati saya, bahkan sempat meneteskan air mata karenanya.

BEGINILAH KISAHNYA:

Pada suatu pagi yang indah dan cerah, saat saya berjalan kaki hendak berangkat ke tempat kerja nampaklah seorang anak kecil yang baru duduk di bangku Sekolah Dasar terlihat berjalan kaki juga di depan saya, untuk berangkat dari rumah menuju ke sekolahnya.

Ketika di tengah jalan, tiba-tiba anak kecil itu dikejutkan dengan datangnya seorang pengemis tua (red : sepertinya juga orang gila, karena saya yang berjalan di belakang anak kecil itu juga memperhatikan tingkah lakunya yang kadang berbicara dan tertawa sendiri) yang mengejar anak kecil itu untuk meminta makanan. Anak kecil tersebut sama sekali tidak terlihat ketakutan, namun kemudian iapun memutuskan untuk berbalik arah. Karena penasaran dan tanpa anak itu sadari, sayapun kemudian memutuskan untuk mengikutinya, yang sebelumnya saya melihat di jam tangan saya waktu masuk kerja masih kurang 30 menit.

Betapa kagetnya saya, ternyata anak kecil itu berbalik arah bukan untuk pulang kerumahnya karena telah diganggu seorang pengemis tua itu, melainkan menuju ke sebuah warung makan yang ada didekat situ. Sambil menyodorkan sejumlah uang dua ribu rupiah kepada ibu pemilik warung, anak itu berkata : "Bu beli nasinya", kata anak kecil itu sedikit malu. "Kalau sama lauknya uangnya kurang dik", kata ibu pemilik warung sambil menatap saya yang ada dibelakang anak kecil tersebut. Kemudian sayapun mengangguk, isyarat tanda bahwa saya yang akan membayar kekurangan dari nasi yang di beli, tanpa sepengetahuan anak itu. Mendengar jawaban dari si ibu pemilik warung, anak kecil itu berkata lagi : "buat bapak itu bu", sambil menunjuk ke arah bapak pengemis tua yang berada agak jauh dari warung tersebut. Tanpa berkata dan bertanya lagi, ibu pemilik warung itu segera membungkuskan nasi dengan lauk telur dan diberi dua potong tempe kecil serta sedikit mie. Saat selesai anak itu mendapatkan nasi pesanannya, sayapun bertanya kepada ibu pemilik warung berapa kekurangan nasi yang dibeli anak itu, tapi ibu itupun menjawab : "Tidak usah mas, saya iklas". Sayapun mengucapkan terimakasih kepadanya.

Kemudian setelah menerima nasi bungkusan, anak kecil itu bergegas berjalan dengan cepat dan terlihat sangat gembira menuju ke bapak pengemis, dan sayapun terus mengikutinya dari belakang. "Pak ini nasinya, dimakan ya", kata anak kecil itu sambil menyodorkan sebungkus nasi kepada bapak pengemis tersebut yang sedang duduk di trotoar jalan sambil memainkan batangan-batangan kayu bekas patahan pohon yang ada disekitarnya. Kemudian anak itupun pergi berangkat ke sekolah dan sayapun langsung menuju ke tempat kerja.

Tanpa saya sadari, beberapa saat kemudian air mata saya menetes dengan sendirinya. Begitu besarnya pemberian si anak kecil tersebut dengan sukacita, di tengah-tengah keterbatasan uang saku yang dimilikinya sebagai murid Sekolah Dasar. Anak itu telah memberikan pelajaran bagi saya akan sebuah pemberian yang tulus dan penuh sukacita kepada orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kita.

Dua hari berlalu, saya masih memikirkan kejadian tersebut. Saya ingin tahu rumah anak kecil itu serta bertemu dengan orang tuanya. Dan Tuhan pun memberi jawabannya. Saat saya hendak pergi membeli makan dengan teman-teman saya, saya lihat anak kecil itu sedang berjalan bersama orang tuanya, tidak jauh dari tempat saya tinggal. Sayapun berhenti sejenak dan menemui mereka untuk nanti saya dapat brbincang-bincang setelah saya kembali dari membeli makan. Lalu merekapun menunjukkan letak rumah mereka.

Setelah kembali dari membeli makan, dengan membawakan dua kotak wafer dan satu kotak susu milo untuk anak tersebut, sayapun kemudian menuju rumahnya dan berbincang-bincang dengan orang tua anak itu. Saya menceritakan kejadian yang saya lihat tentang sukacita anaknya dalam memberi. Dan ortunyapun juga mengatakan bahwa anak itu tiap hari hanya diberinya uang saku dua ribu rupiah karena keterbatasan ekonomi keuangan keluarga mereka yang serba pas-pasan. Dalam hati saya berkata : "Jadi uang yang untuk membeli nasi anak itu adalah seluruh uang sakunya. Bagaimana bisa anak itu tidak jajan di sekolahnya dalam satu hari itu, tanpa sepersenpun uang, karena sudah dibelikan sebungkus nasi untuk seorang pengemis", gumam saya dalam hati penuh dengan belas kasihan. Orang tua anak kecil itupun juga menceritakan kalau anak tersebut adalah anak yang pintar di sekolahnya, dia selalu mendapat rangking 3 besar di sekolahnya, hingga mendapat beasiswa dari sekolah. Di akhir pembicaraan, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada ortunya karena anaknya telah memberikan suatu teladan dan pembelajaran yang sangat berharga bagi kehidupan saya. Lalu saya menyempatkan diri untuk berdoa bersama-sama dengan seluruh keluarganya, setelah itu sambil mengelus-elus kepala anak kecil tersebut saya pamitan untuk pulang.

# RENUNGAN :
Disinilah saya rindu untuk membagikan Kisah Nyata yang benar-benar saya alami dan lihat ini untuk menjadi berkat bagi kita semua, sekaligus Kesaksian Hidup saya akan sebuah teladan seorang anak kecil yang baru duduk di bangku Sekolah Dasar yang memiliki kerinduan MENABUR dalam hal memberi dengan sukacita dalam segala keterbatasannya, hingga akhirnya ia memperoleh TUAIAN menjadi anak yang berbakat dan pintar di sekolahnya.

Bagaimana dengan saudara dan saya..??? Apakah kita rindu menjadi seperti anak kecil tersebut dalam hal memberi dengan sukacita..??? Tidak harus selalu dengan hal-hal materi, namun dengan salam, senyum, sapa, dan doa kepada sesama bahkan orang-orang yang memusuhi kitapun, kita mampu memberkati mereka dengan Pemberian Yang Melimpah Dengan Sukacita.

Mari.. Mulai saat ini saya rindu mengajak rekan-rekan PELAKU FIRMAN semuanya untuk senantiasa "MEMBERI DENGAN SUKACITA", karena dengan ketulusan dan sukacita pemberian kita kepada sesama tanpa bersungut-sungut, kita telah memberikan hal terbaik dalam kehidupan kepada BAPA di Sorga, Amin.

"Selamat mempraktekkan kehidupan dengan senantiasa Memberi Dengan Sukacita."

Salam Kegerakan Kasih Agape.
TUHAN YESUS Memberkati kita semua...

No comments: